Ilustrasi. (inet)
dakwatuna.com – Segala bentuk
aktivitas kita, baik itu pekerjaan yang mudah, maupun pekerjaan yang berat.
Semua itu tidak terlepas dari kehendak Allah, kita mampu dan dapat
menyelesaikan suatu pekerjaan itu juga kehendaknya. Karena kita diberikannya
kekuatan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan/aktivitas itu, diberikannya
kesehatan untuk dapat datang dan melakukan tugas dan pekerjaan itu, serta
diberikannya kesempatan untuk hadir itu juga rahmat yang tidak bernilai harganya,
baik itu kesehatan dan kesempatan itu sangat mahal harga, banyak orang yang
hanya mempunyai kesehatan, tetapi tidak punya kesempatan maka banyak orang yang
menganggur karena itu.
Tetapi sebaliknya banyak orang yang
hanya mempunyai kesempatan dan tidak punya kesehatan, maka banyak orang yang
jatuh sakit dan tidak sangkut melakukan tugas dan aktivitas sekalipun dia
mempunyai niat untuk hadir dan melakukannya, tetapi apa boleh buat tubuhnya
tidak mengizinkannya, begitulah kalau orang yang hanya punya salah satunya.
Lain hal, bagi orang yang mempunyai
kesempatan untuk hadir dan bekerja, serta beraktivitas dan kesehatan yang
mendukung maka jadilah dan siaplah dia untuk dapat menyelesaikannya. Tetapi
lain hal lagi dengan orang-orang yang mempunyai kesehatan dan kesempatan untuk
bekerja dan beraktivitas, tetapi tidak dia gunakan tenaga yang masih kuat,
pikiran yang masih cepat dan daya ingat yang masih kuat, serta masa muda yang
memadai.
Lihatlah anak muda sekarang yang lebih
senang duduk-duduk di warung, berkeliaran ke sini ke sana tanpa tujuan yang
pasti. Menghabiskan uang orang tua untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti
berjudi, minuman keras, bahkan ada orang sekarang yang tahu kalau itu racun,
tetapi masih saja untuk menghisapnya, yaitu rokok. Uang yang di berikan uang
tua untuk jajan tetapi malah digunakan dan dibakar begitu saja.
Apakah kita tidak sayang sama tubuh
kita? Apakah kita tidak sayang sama orang tua kita yang bekerja dari pagi
sampai sore hanya untuk mendapatkan sedikit uang untuk makan dan uang belanja,
bahkan untuk uang sekolah anaknya sehari-hari. Dia rela kepanasan ke sawah ke
ladang demi anaknya, dia rela kedinginan di tengah derasnya hujan, demi
anaknya. Apakah seperti itu kita membalas budi baik orang tua kita?
Maka, mulai sekarang sadarilah dan
renungilah setiap aktivitas dan kegiatan yang kita lakukan, apakah ini baik
untuk kita dan orang tua kita? Bukan hanya mengikuti hawa nafsu dan keinginan
hati saja, tetapi demi kemajuan kita dan demi orang tua yang telah bersusah
paya membesarkan kita. Perlihatkanlah kepada mereka bahwa, Ibu, Ayah tidak
salah membesarkan ku selama ini, lihatlah hasil kerja ku, lihatlah hasil usaha
ku selama ini, lihatlah nilai ku selama ini.
Setiap orang tua tidak menginginkan
balas kasihan, balas budinya selama ini kepada kita tetapi perhatian kita
kepada jika ia telah tua, telah lelah, tidak dapat lagi melakukan berbagai
aktivitas seperti dulu lagi dan di saat itulah kita harus mengurus dan
memberikan kasih sayang kepadanya. Walau bagaimanapun kebaikan kita kepada
orang tua kita tidak akan pernah melebihi dan melampui kasih sayangnya, serta
jasa-jasanya kepada kita selama ini.
Peran orang tua sangat berpengaruh
terhadap anaknya sendiri, jika orang tua mendidik anaknya dengan baik,
memberikan ilmu yang memadai di sekolah-sekolah dan mengimbangi dengan ilmu
agama yang dapat memberikannya keselamatan di dunia dan akhirat nanti. Itu
adalah investasi yang ditanamkan orang tua untuk bekalnya di akhirat, jika
benih yang di tanamnya baik, maka benih itu yang akan menolongnya jika berbuah
dan menghilangkan rasa haus bagi, tetapi jika seorang tua yang tidak mampu
menanam benihnya dengan baik maka benih itu yang akan memberikannya rasa haus
nantinya, yang tidak mampu memberikan buah dan tidak rimbun daunnya.
Apapun aktivitas kita, apapun kegiatan
kita, apapun tugas kita, maka mulailah dengan senyuman dan bismillah karena Dialah zat yang maha pemberi
kesehatan dan pemberi kesempatan kepada kita untuk mampu dan dapat
menyelesaikan pekerjaan itu.
Memang awalnya sulit untuk membiasakan
yang tidak biasa kita lakukan, tetapi kalau kita yakin dan tekun maka kita
pasti bisa, kalau itu telah menjadi kebiasaan kita sehari-hari maka insya Allah segala aktivitas yang kita lakukan
maka bernilai ibadah di sisi Allah nantinya. Selama kita melakukan kegiatan
itu, selama kita melakukan tugas itu, maka selama itu pahalanya akan mengalir
kepada kita.
Seberat apapun pekerjaan itu, maka jika
kita mengawalinya dengan senyuman dean bismillah, insya Allah pekerjaan berat sekalipun akan mudah
dan dapat kita selesaikan dengan baik dan mudah, dan di akhiri dengan
mengucapkan alhamdulillah, kita masih
diberikan oleh Allah kemudahan, kesehatan, kesempatan, kekuatan untuk mampu
menyelesaikan semua itu.
Tetapi lain hal yang akan terjadi, jika
kita menganggap enteng dan sepele suatu pekerjaan kecil dan tugas kecil tanpa
mengucapkan bismillah serta tidak ingat
kepadanya niscaya Allah menjadikannya suatu pekerjaan yang berat sekalipun dan
tidak mampu kita menyelesaikannya, jika suatu pekerjaan yang kecil dan mudah kita
sepelekan dan kita anggap enteng.
Bagaimana kita mampu dan sanggup
mengerjakannya sedangkan Allah saja tidak meridhai setiap aktivitas dan
pekerjaan yang kita lakukan, memang sesuatu tang tidak biasa dilakukan memang
berat, tetapi bisa kalau kita yakin dan mau berusaha, tetapi memang sulit
melakukan dan menjauhi segala kebiasaan yang sudah biasa kita lakukan.
Lakukanlah segala sesuatu itu dengan
senyuman dan bismillah, serta keikhlasan dalam
diri kita, maka seberat apapun pekerjaan itu akan menjadi mudah dan tanpa kita
sadari akan selesai dengan sendirinya.
Sumber:
No comments:
Post a Comment