Pernah mendengar
orang tua siswa berkata ‘anak saya bersekolah ditempat yang bagus’. Bagus
menurut orang tua belum tentu bagus menurut guru atau siswa. Indikasinya adalah
pada beberapa pelatihan yang saya fasilitasi, jarang sekali saya mendengar ada rekan guru
yang mengatakan ‘Saya mengajar di sekolah yang baik’, mudah-mudahan ini terjadi
karena rekan saya tersebut terlampau rendah hati. Walaupun memang kata bagus
dan baik punya banyak dimensi dan standar yang berbeda-beda.
Jadi sebenarnya
seperti apa sih kriteria sekolah yang bagus dan baik itu? Silahkan melihat
kriteria dibawah ini, mudah-mudahan membuat kita berpikir untuk menjadi lebih
baik dari masa ke masa.
Sekolah yang kepemimpinannya jelas dan positif
Sang pemimpin
memperlakukan semuanya dengan adil. Mendengarkan dan memperhatikan keluhan
orang tua sambil meningkatkan diri dan sekolah yang dipimpinnya. Memperbaiki
guru lewat pelatihan sambil mencari terus hal apa yang bisa membuat guru betah
dan kerasan mengajar di sekolahnya.
Ada di posisi
paling depan ketika guru membutuhkan bantuan atau tempat untuk curhat, dan
pikirannya tidak pernah berhenti untuk mencari jalan demi kebaikan sekolah yang
dipimpinnya. Sabar terhadap perubahan, berbicara di depan guru dan orang tua
dalam nuansa yang positif di manapun dan kapan pun.
Sekolah yang bagus ada pemimpin formal dan informal.
Mereka bersama-sama
menghasilkan budaya yang positif. Tanpa direncanakan pun pemimpin informal akan
selalu ada di setiap sekolah. Seorang yang didengarkan suara dan pendapatnya
dikarenakan kadang lebih bijak dan mau mendengar. Daripada bersaing, ada
baiknya pemimpin formal merangkul dan berusaha bersama-sama menciptakan
perubahan yang baik di sekolah.
Sekolah yang baik harus aman
Banyak sekolah yang
baru berbuat sesuatu setelah ada kejadian atau ketika semuanya terlambat. Untuk
lebih jelasnya, sudahkan sekolah anda berlatih evakuasi bahaya kebakaran
(bedakan dengan memadamkan api), apabila ada gempa atau ada serangan orang yang
jahat. Bagaimanakah anda mengatur arus keluar masuk penjemput, orang tua siswa
dan tamu sekolah. Jadikan satpam di sekolah tidak hanya duduk bermain catur
menghabiskan waktu, gunakan semaksimal mungkin kebisaan serta potensi mereka
agar tamu yang datang merasa terlindungi dan terlayani dan bukan malah
dicurigai.
Sudahkan guru-guru
di kelas kita menghargai perbedaan fisik dan hal yang berkaitan dengan
kenyamanan secara emosional. Lupakan sekolah yang aman, jika di kelas masih ada
siswa yang dilabel dengan sebutan fisik atau cap yang negativf, hanya karena
kapasitas intelektual atau kecerdasan yang berbeda.
Sekolah yang bagus adalah sekolah bersih.
Bersih bukan
berarti mahal, intinya dibutuhkan kerja sama untuk menjaga lingkungan dan
kebersihan semua tempat. Di salah satu sekolah di Jawa timur saya pernah
melihat kamar mandi sekolah yang bertuliskan nama seorang guru sebagai
penanggung jawab. Jadi tanpa harus menyewa perusahaan pembersih yang mahal,
kebersihan tetap kita bisa jaga.
Sekolah yang baik menghargai ‘pendatang baru’ dan mereka
para ‘pendahulu’
Banyak cara setiap
sekolah dalam menghargai dan menerima pendatang baru, baik mereka adalah guru
atau siswa. Yang terbaik dari semua cara adalah menerima dengan tangan terbuka
dan memberikan kesempatan sesuai dengan minat dan bakat mereka. Jadi lupakan
MOS jika hanya membuat siswa baru trauma atau bahkan jatuh korban.
Saya ingat, saat
musim kelulusan sarjana ada sebuah universitas di Bandung yang repot beriklan
hanya untuk memberi ucapan selamat bagi para mahasiswa nya yang lulus di wisuda
dan uniknya saat yang sama memberikan ucapan terima kasih pada guru-guru SMA
yang telah mendidik mahasiswa nya tersebut. Sebuah langkah yang memberikan
perspektif lain, yaitu sebuah penghargaan tulus bagi para pendahulu.
Sumber : http://gurukreatif.wordpress.com/2009/07/17/5-karakter-sekolah-yang-bagus/
No comments:
Post a Comment